fortyfive
  • Shop
  • Events
  • Gallery
    • Community Gallery
    • Event Gallery
  • Artworks
    • 45Arts
      • Present Works
      • Middle Works
      • Early Works
    • Monochrome
    • Vector
    • WPAP
    • Other Artworks
      • Bitmap Art
      • Speed Art
  • Doctrine
    • Biography
    • Campaign
    • Mental Health
    • Nature
    • Theory
    • Psychedelic
  • About
Select Page

Pupillary Light Reflex

by Adam Bramasta | Oct 12, 2020 | Theory | 0 comments

Pupillary Light Reflex (PLR) atau refleks photopupillary adalah refleks yang mengontrol diameter pupil, sebagai respons terhadap intensitas (luminansi) cahaya yang jatuh pada sel ganglion retina di bagian belakang mata, sehingga membantu dalam adaptasi penglihatan ke berbagai tingkat terang / gelap.
 
Intensitas cahaya yang lebih besar menyebabkan pupil menyempit (miosis / myosis; sehingga memungkinkan lebih sedikit cahaya masuk), sedangkan intensitas cahaya yang lebih rendah menyebabkan pupil membesar (mydriasis, ekspansi; sehingga memungkinkan lebih banyak cahaya masuk). Dengan demikian, refleks cahaya pupil mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata. Cahaya yang menyinari satu mata akan menyebabkan kedua pupil mengerut.
 
Mata memungkinkan visualisasi dunia dengan menerima dan memproses rangsangan cahaya. Pupillary Light Reflex mengkonstriksi pupil sebagai respons terhadap cahaya, dan konstriksi pupil dicapai melalui persarafan Iris Sphincter Muscle. 
 

Pupil

Pupil adalah lingkaran hitam bundar di tengah iris, bagian berwarna dari mata. Pupil sebenarnya adalah sebuah lubang tempat cahaya melewati retina, lapisan peka cahaya di bagian belakang mata. Pupil mirip seperti lensa pada kamera yang dikontrol untuk mengatur lebih banyak atau lebih sedikit cahaya yang masuk ke kamera.
 
Pupil dapat mengembang menjadi lebih besar (melebar) atau berkontraksi menjadi lebih kecil (mengerut). Iris mata mengandung otot yang merespons rangsangan luar untuk mengontrol jumlah cahaya yang mencapai retina. Dalam cahaya terang, pupil mengerut untuk mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke mata. Dalam cahaya gelap atau redup, pupil membesar untuk memungkinkan lebih banyak cahaya masuk ke mata untuk meningkatkan penglihatan.
 
 

Pemeriksaan

Saat dokter memeriksa pupil, pertama-tama mereka akan mencari Anisocoria. Anisocoria adalah suatu kondisi di mana ukuran pupil tidak sama. 20% populasi umum memiliki Anisocoria normal dan tidak menandakan sesuatu yang abnormal. Namun, dalam beberapa kasus, ukuran pupil yang tidak sama dapat menjadi tanda penyakit yang lebih serius.
 
Dokter juga memeriksa ukuran dan bentuk pupil dalam cahaya terang dan cahaya redup. Kecepatan dan kualitas respon pupil terhadap rangsangan juga dapat dicatat. Dokter mungkin juga menguji reaksi pupil terhadap rangsangan dekat, seperti cetakan kecil.
 
Pupil dikendalikan oleh jalur saraf yang sangat panjang di dalam tubuh. Saraf yang mengontrol pupil dimulai di otak, kemudian bergerak ke bawah sumsum tulang belakang, naik dari atas paru-paru, di bawah arteri subklavia, naik ke leher melalui ekstensi otak, dan akhirnya bergerak mendekati saraf optik, lalu ke pupil. Setiap gangguan sepanjang jalur ini mungkin dapat mempengaruhi saraf tersebut dan menyebabkan perubahan pada reaksi pupil.
 
 
Dokter mata biasanya menggunakan tiga prosedur untuk menguji refleks pupil:
 
1. Light Response Pupil Test (Tes Pupil Respon Cahaya)

Tes pupil respon cahaya menilai refleks yang mengontrol ukuran pupil dalam menanggapi cahaya. Dokter akan meredupkan lampu terlebih dahulu, kemudian meminta pasien untuk melihat objek di kejauhan. Sebuah cahaya akan menyinari mata pasien dari setiap sisi. Dokter akan mengawasi pupil pasien dengan cermat untuk menentukan apakah pupil tersebut mengerut sebagai respons terhadap cahaya atau tidak, dengan memperhatikan ukuran dan bentuk pupil tersebut.

 

2. Swinging Flashlight Pupil Test (Tes Pupil Senter Berayun)

Tes pupil senter berayun digunakan untuk membandingkan respons pupil terhadap cahaya. Lampu di dalam ruangan akan diredupkan, dan pasien akan kembali diminta untuk melihat ke tempat yang jauh. Dokter akan “mengayunkan” cahaya secara berirama dari satu mata ke mata lainnya, mencatat respons dari setiap pupil.

Respons abnormal, seperti pupil yang melebar saat diberikan stimulus cahaya pada tes senter berayun, yang disebut Afferent Pupillary Defect (APD) atau pupil Marcus Gunn, dapat mengingatkan dokter akan kondisi yang lebih serius yang mungkin disebabkan oleh saraf optik atau masalah neurologis.

 

3. Near Response Pupil Test (Tes Pupil Respon Dekat)

Tes pupil respon dekat mengukur respon pupil terhadap target dekat. Tes ini akan dilakukan di ruangan dengan pencahayaan normal. Dokter akan meminta pasien untuk melihat benda yang jauh, kemudian memindahkan benda atau kartu kecil di depan mata pasien. Saat pasien memfokuskan matanya pada objek yang dekat, dokter akan mengawasi pupil pasien dengan cermat untuk memastikan pupil pasien mengerut dengan cepat saat fiksasi pasien berubah dari jauh ke dekat.

 

 

 Jaga penglihatan anda dengan baik

Banyak orang tidak dapat terus melihat dengan jelas atau sama sekali karena kesehatan mata yang buruk atau kondisi kronis yang menghilangkan kemampuan mata untuk melihat. Itulah mengapa penting untuk sering mengunjungi dokter mata, setidaknya sekali setiap tahun.

References

https://www.verywellhealth.com/pupil-testing-3421844#:~:text=Your%20iris%20contains%20muscles%20that,the%20eye%20to%20improve%20vision.

https://www.opticalmasters.com/blog/eyes-see-light.html

https://www.qwaym.com/science-eye-color-reveals/

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537180/

Share this:

  • Click to print (Opens in new window)
  • Click to share on Pinterest (Opens in new window)
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
  • Click to share on Telegram (Opens in new window)
  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window)

Submit a Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Posts

  • .kontradiktif Exhibition
  • Kratom
  • Garis
  • Kotak
  • Putih
  • ADHD
  • OCD
  • Fedora
  • Geisha
  • Lah

Archives

© fortyfive